Sunday, June 19, 2016

Chapter 3 - Product Life Cycle


System Development Life Cycle (SDLC)
SDLC adalah sebuah framework yang digunakan dalam pengembangan sebuah sistem. Ada 2 jenis SDLC:

1.     Predictive Life Cycle: ruang lingkup, jadwal, dan biaya sudah diprediksi. Contoh: waterfall, incremental, prototyping, RAD
2.     Adaptive Life Cycle: ruang lingkup, jadwal, dan biaya masih berubah, selalu beradaptasi. Jenis ini lebih penting untuk di kontrol resikonya karena ketidakpastiannya (uncertainty) lebih besar.

Information Technology (IT) Product
Dalam pengembangan sistem yang akan menjadi sebuah produk IT, ada beberapa bagian proyek yang harus dilaksanakan ketika menggunakan SDLC. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:

1.     System Planning Phase:
-       membuat dan juga mengevaluasi survey untuk pengguna mengenai opini mereka tentang sistem informasi yang digunakan sekarang
2.     System Analysis Phase:
-       membuat model proses sesuai dengan fungsi-fungsi bisnis
-       membuat data model untuk database
3.     Implementation Phase
-       membuat sistem yang sudah direncanakan
4.     Close-Out Phase
-       bagian dimana pengguna akan dilatih untuk menggunakan sistem yang telah dibuat

Phase Exit
Pada setiap fase yang dikerjakan, manajamenen harus mengevaluasi apakah proyek sudah berada dijalur yang benar, apakah proyek tersebut sukses atau tidak dan memeriksa apakah proyek sudah berjalan sesuai dengan tujuan dari organisasi. Proses pengevaluasian setiap akhir fase ini disebut dengan phase exit / kill points. Tujuannya adalah untuk membuat proyek tetap sesuai jalur – memutuskan apakah proyek tersebut harus diteruskan, diarahkan, atau dihapuskan.

Karakteristik dari proyek TI dan anggotanya
Proyek TI memiliki beberapa karakteristik. Salah satunya adalah proyek TI memiliki anggota yang berasal dari latar belakang yang berbeda, artinya memiliki pengalaman dan kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga, menghasilkan beberapa pandangan yang berbeda. Hal tersebut sangat berguna didalam proyek TI.

Beberapa latar belakang pekerjaan anggota-anggota di dalam proyek TI adalah sebagai berikut:
-       Business analysts
-       Programmers
-       Network specialists
-       Software engineers
-       Dll.

Teknologi didunia juga semakin lama berkembang semakin cepat sehingga, teknologi yang dihasilkan juga bermacam-macam. Hal tersebut membuat sebuah proyek TI juga menjadi beragam, karena sesuatu yang akan dihasilkan juga beragam.

Trend yang mempengaruhi manajemen TI
1.     Globalization: “flat world” adalah sebuah istilah didalam dunia TI yang berarti dunia itu rata setiap manusia dapat berhubungan dengan satu sama lain. Teknologi informasi adalah kunci yang membuat hal tersebut memungkingkan. Dengan adanya globalisasi ini, orang-orang yang bekerja dalam dunia TI pun berasal dari latar belakang yang berbeda. Sehingga, manajer harus menyelesaikan permasalahan yang ada, diantaranya adalah sebagai berikut:
-       komunikasi à bahasa yang berbeda-beda menjadi permasalahan dalam proyek TI
-       kepercayaan à sulit untuk percaya kepada orang yang berasal dari budaya yang berbeda
-       common work practices
-       tools à alat-alat yang dibutuhkan dalam manajemen. Contoh: project risk management tools
2.     Outsourcing: sebuah cara untuk mendapatkan bahan baku atau servis dari luar. Semakin perusahaan menggunakan outsourcing, manajer proyek harus berpengalaman dalam menegoisasikan kontrak.

Virtual Teams
Virtual Teams adalah grup atau individu yang bekerja melewati ruang dan waktu menggunakan teknologi komunikasi. VT memiliki beberapa keuntungan dan kerugian, yaitu:
1.     Keuntungan:
-       meningkatkan daya saing dan respon dengan memiliki pekerja yang tersedia 24/7
-       menurunkan biaya
-       menyediakan lebih banyak ahli dan fleksibilitas
-       memberikan kemudahan bagi anggota karena meningkatkan keseimbangan antara pekerjaan dan hidup sehari-hari dengan mengeliminasi jam kantor
2.     Kerugian:
-       mengisolasi anggota
-       ada masalah komunikasi karena perbedaan waktu dan ruang serta budaya
-       mengurangi kemampuan anggota untuk bertukar informasi secara informal


Hal-hal yang dapat menjamin kesuksesan VT adalah kolaborasi antara anggota yang baik, gaya kepemimpinan, kepercayaan dan hubungan tiap anggotanya,  dan seleksi anggota serta preferensi peran tiap anggotanya jelas.

Related Articles

0 comments:

Post a Comment